PESANTREN, BAROKAH, DAN KONSTRUKSI MAKNA(STUDI INTERNALISASI MITOS BAROKAH DALAM TRADISI PESANTREN)
Kata Kunci:
Tradisi pesantren, barokah dan kontruksi maknaAbstrak
Artikel ini mengkaji konstruksi makna barokah dan proses internalisasinya dalam tradisi pesantren. Pesantren memiliki sistem nilai khas yang tidak lepas dari konsep barokah, dimana barokah dipahami sebagai nilai sosial sekaligus spirit religius yang ditanamkan melalui tindakan sosial dan keteladanan kiai. Melalui pendekatan interaksionisme simbolik, penelitian ini menyoroti bagaimana santri menginternalisasi barokah sebagai kekuatan tidak kasatmata namun diyakini membawa rahmat, ketenangan, serta motivasi dalam menuntut ilmu dan berkontribusi di masyarakat. Proses internalisasi berlangsung lewat penanaman tradisi, pemahaman tekstual agama, serta relasi simbolik antara kiai dan santri. Temuan menunjukkan, nilai barokah telah menjadi daya tarik, modal sosial, sekaligus fondasi moral pesantren dalam menghadapi tantangan zaman tanpa meninggalkan akar tradisi religiusnya.
Referensi
Amin, M. Mashur, DKK (1988), Kelompok Elite dan Hubungan Sosial di Pedesaan, Bandung: PT Pustaka Grafika Kita.
Arifin, M. (1995), Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara.
Harahap, N. (2025). Peran komunikasi interpersonal oleh ustadz dan ustadzah dalam pembentukan akhlak santri di Pondok Pesantren Baiturrahman Desa Parau Sorat Padang Lawas Utara (Doctoral dissertation, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan).
Kuntowijoyo (2002), Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura 1850-1940, (Yogyakarta: Matabangsa.
Madjid, Nurcholish (1997), Bilik-Bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, Jakarta: Paramadina.
Mas’ud, Abdurrahman (2004), Intelektual Pesantren: Perhelatan Agama dan Tradisi, Yogyakarta: LKIS.
Mughni, Syafiq A (2002).,” Dinamika Intelektual Islam; Pada Abad Kegelapan”, Surabaya: LPAM.
Nasution, I. W., Ritonga, N., & Aprianto, I. (2025). Visi, Misi, dan Tujuan Lembaga Pendidikan Islam. Socius: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, 3(1).
Noer, Ahmad Syafi’i (2001) et.al., Sejarah dan Pertumbuhan Lembaga-Lembaga Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Grasindo.
Said Aqil Siraj (2005), “Visi Pesantren Masa Depan”, dalam Makalah Seminar Nasional: Musabaqah al-Qur’an Nasional V Telkom.
Siagian, Sondang P. (1994), Teori dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta: Rineka Cipta.
Sujuthi, Mahmud (2001), Politik Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah Jombang: Studi tentang Hubungan Agama, Negara, dan Masyarakat. Yogyakarta: Galang Press.
Syarif, Zainuddin (2010), Dinamika Politik Kiai dan Santri dalam Pilkada Pamekasan (Program Pascasarjana Sunan Ampel: Surabaya.
____________ (2018), Dinamisasi Manajemen Pesantren dari Tradisional hingga Modern, Duta Media Publishing.
Wahid, Abdurrahman (1987), “Kata Pengantar”. Dalam Hiroko Horikoshi. Kiai dan Perubahan Sosial, Jakarta : P3M..
Wahid, Abdurrahman (1988), “Pesantren sebagai Subkultur”, dalam Dawam Rahardjo (Ed.), Pesantren dan Pembaharuan, Jakarta: LP3E.
Zarkasy, Amal Fathullah (1998), Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan dan Dakwah,Jakarta: Gema Risalah Press.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Dinamika: Jurnal Studi Kepesantrenan dan Keislaman

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
